Pengumuman

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

PENGUMUMAN !!!

Diinformasikan kepada seluruh Bapak & Ibu Guru, Staf serta Siswa/Siswi SMP 2 Jekulo Kudus bahwa selama bulan Maret akan ada beberapa peringatan hari besar, antara lain :

  1. Jum'at, 12 Maret 2021
  2. Minggu, 14 Maret 2021

Pada tanggal-tanggal tersebut seluruh kegiatan ditiadakan atau LIBUR. 

sekian pengumuman yang dapat kami sampaikan. Terima kasih. 

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

 

Perayaan POPDA kabupaten Kudus, membawa kabahagian tersendiri untuk SMP 2 Jekulo, dalam perayaan POPDA kudus  SMP 2 Jekulo berhasil menyabet beberapa kejuaraan dalam cabor Pencak Silat : 

 

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

Tekanan psikologis dapat menjadi salah satu kondisi yang dihadapi siswa selama satu tahun menjalani Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Tekanan psikologis bisa muncul lantaran minimnya interaksi dengan guru, teman dan lingkungan, bisa juga dikarenakan tekanan akibat sulitnya mencapai target selama PJJ. Bagi anak yang cepat atau mudah beradaptasi, PJJ mungkin bukan sebuah masalah. Namun, tidak demikian bagi anak yang sulit atau tidak cepat beradaptasi. Alih-alih efektif, PJJ justru dapat mendatangkan tekanan. Terlebih saat menghadapi ujian. Ketidaksiapan menghadapi ujian tak dimungkiri dapat menjadi pemicu stres pada anak. Kondisi tersebut dapat membuat anak kurang termotivasi belajar, bahkan malas-malasan. Baca juga: Targetkan 17,9 Juta Siswa, Ini Cara Daftar KIP Sekolah SD-SMA 2021 Lantas, bagaimana caranya agar psikologi anak tetap terjaga selama pembelajaran jarak jauh? Termasuk juga menjaga agar tetap stabil menjelang ujian sekolah? Psikolog Intan Erlita, M.Psi mengatakan, menjaga anak agar tidak stres selama PJJ bukanlah perkara mudah. Karena bagaimanapun, ada begitu banyak perbedaan yang harus dihadapi antara sebelum dan selama pandemi. Sebagai contoh, kata dia, jika sebelum pandemi dulu pembelajaran 100 persen dilakukan di sekolah, di mana siswa memiliki atau membentuk pola belajar yang umumnya sama. "Pembelajaran dapat dilakukan dengan berkelompok, belajar dengan teman sebaya, mandiri, atau dengan guru sebagai fasilitator yang dapat memantau maksimal pembelajaran siswa," paparnya dalam keterangan tertulis Kelas Pintar yang diterima Kompas.com. Kini, walaupun ada pembelajaran serupa, namun interaksi sesama teman sebaya serta pengawasan guru tidak dapat maksimal karena melalui perantara teknologi.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Agar Anak Siap Hadapi Ujian Sekolah di Masa PJJ", Klik untuk baca: https://edukasi.kompas.com/read/2021/03/18/165613271/agar-anak-siap-hadapi-ujian-sekolah-di-masa-pjj.

Penulis : Ayunda Pininta Kasih

Editor : Ayunda Pininta Kasih

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

Mendikbud Nadiem Makarim menyebut baru 15 persen sekolah di Indonesia yang menyelenggarakan belajar tatap muka. Pastinya, dengan menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat. Padahal, kata dia, pemerintah pusat sudah memberikan hak penuh kepada pemerintah daerah (pemda), dinas pendidikan, sekolah, dan orangtua siswa untuk membuka belajar tatap muka di sekolah, jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengalami kendala. Baca juga: Mendikbud: Risiko Siswa Tertular Covid-19 Rendah "Dari semua sekolah di Indonesia baru 15 persen yang melakukan belajar tatap muka secara terbatas," ujar Nadiem saat Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI yang dipantau secara daring, Kamis (18/3/2021). Menurut dia, kondisi belajar tatap muka di sekolah yang masih sedikit tidak boleh berlangsung lama. Karena, siswa sudah banyak ketertinggalan pelajaran. Dengan progam vaksinasi kepada guru, dosen, dan tenaga kependidikan, dia berharap angka pembukaan sekolah akan terus naik dengan cepat. "Jadi sekolah bisa belajar tatap muka kembali. Makanya vaksinasi Covid-19 jadi satu solusi mendorong percepatan belajar tatap muka," sebut dia. Dia menjelaskan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan siswa banyak menimbulkan berbagai masalah rumah tangga. Belajar Tatap Muka Sekolah Dibuka Juli Masalahnya itu seperti putus sekolah, kekerasan anak, pekerjaan orangtua terabaikan, hingga pernikahan dini yang dilakukan siswa. "Jadi PJJ ini bagi kaum perempuan bebannya lebih besar. Bagi mereka yang tadinya miliki pekerjaan di luar, semua terhambat karena harus jaga anak di rumah. Jadi dampaknya sangat nyata," tegas dia.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendikbud: Angka Belajar Tatap Muka di Sekolah Akan Terus Naik", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/edu/read/2021/03/18/173447171/mendikbud-angka-belajar-tatap-muka-di-sekolah-akan-terus-naik.

Penulis : Dian Ihsan

Editor : Dian Ihsan

Tentang Kami

Good seasons, day place male evening life after together gathered let void she'd grass created days upon after above great. Creative, prolific and ever-ready to serve you.


 

Ikuti Kami

Berita

Pengumuman

Agenda