GELAR KARYA “KEWIRAUSAHAAN” DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

GELAR KARYA “KEWIRAUSAHAAN” DALAM RANGKA

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

 

Kudus-Jekulo, SMP 2 Jekulo mengadakan gelar karya P5 yang bertajuk “Generasi Milenial Cakap Berwirausaha” pada hari Sabtu, 27 Mei 2023. Acara ini digagas dalam rangka menerapkan kurikulum merdeka yang dicanangkan pemerintah sejak dua tahun terakhir, yang lebih spesifik dikenal dengan istilah “proyek penguatan profil pelajar Pancasila” atau disingkat dengan istilah P5. Gelar karya ini pun merupakan puncak kegiatan anak-anak selama satu semester dalam melaksanakan P5. Pelaksanaan P5 direalisasikan dengan mengusung tiga tema dalam satu tahun ajaran. Pada semester genap, anak-anak kelas 7 SMP 2 Jekulo mengusung dua tema yakni “bangunlah jiwa dan raganya” dan “Kewirausahaan”. Tiap tema, direalisasikan sesuai dengan rancangan kegiatan yang sudah disusun sebelumnya sehingga hasil pembelajaran P5 tiap tema ini tepat sasaran.

Pada tema dua yaitu “bangunlah jiwa dan raganya”, para fasilitator P5 SMP 2 Jekulo mengusung topik “antiperundungan demi masa depan”. Tema ini direalisasikan pada awal semester genap selama dua bulan pertama yaitu Januari sampai Februari. Setelah tema ini selesai direalisasikan, dilaksanakan pula gelar karya P5 sebagai puncak realisasi P5 tema tersebut. Kemudian dilanjut merealisasikan tema tiga yakni “kewirausahaan” yang mengusung topik “generasi milenial cakap berwirausaha”. Pada tema ini anak-anak dikenalkan dan diajarkan bagaimana menjadi seorang yang bisa berwirausaha. Tentu tema ini sebagai perwujudan tiga dimensi dari enam dimensi yang terkandung dalam P5. Tiga dimensi dalam tema ini yaitu dimensi bergotong royong, mandiri, dan kreatif. Dengan berwirausaha, anak-anak dilatih dan dibiasakan sikap bergotong royong dengan teman-teman sekelompoknya dalam merencanakan, mengonsep, memproduksi, sampai pada berwirausaha yang digelar pada puncak kegiatan yaitu gelar karya ini.

Selain gotong royong, anak-anak mau tidak mau, dituntut kreatif dalam mengembangkan ide-ide yaitu anak-anak harus berpikir menjual atau berwirausaha produk apa yang mampu bersaing di pasaran sehingga bisa menjadikan bisnis ini sebagai pendapatan utama bagi mereka. Sikap-sikap demikian secara tidak sadar membiasakan anak mandiri dalam menyelesaikan dinamika kehidupan.

Gelar karya tema kewirausahaan SMP 2 Jekulo berlangsung secara meriah. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama dan dilanjut dibuka oleh Kepala SMP 2 Jekulo yaitu Pak Jupri. Lalu, diadakan seremonial kepala sekolah mencicipi produk tiap kelas yang dijual oleh anak-anak kelas 7.

Di dalam ruang serba guna SMP 2 Jekulo, ruangan ditata stand per kelas. Jumlah ada delapan stand sesuai dengan jumlah kelas 7 ada delapan kelas yaitu kelas 7A sampai dengan 7H. Ditambah satu stand lagi yaitu stand dari ekstrakurikuler tata boga dibawah bimbingan Bu Sri Sumartini. Semua makanan dan minuman yang digelar dalam gelar karya ini ludes terjual. Ini pastinya membuat suka cita anak-anak kelas 7 karena bisnisnya laris manis. Meski demikian, ada satu sampai dua kelompok yang mengaku tidak habis terjual semua.

“Ini (produk anak yang tidak semua terjual habis) tidak menjadi problem yang berarti bagi mereka, justru ini menjadi pembelajaran selanjutnya, bagaimana agar produk laris terjual tak tersisa, maka mereka harus lebih berinovasi lagi, lebih proaktif lagi agar produknya bisa digemari oleh masyarakat,” jelas Pujito sebagai koordinator fasilitator P5.

Menariknya lagi, selain acara berwirausaha, gelar karya ini juga memamerkan pentas seni di atas panggung. Pentas seni ini diisi oleh anak yang mewakili kelasnya masing-masing. Ada yang mementaskan tari modern, tari tradisional, membacakan puisi, berdakwah sebagai seorang dai, dan ada pula yang membawakan lagu-lagu.

“Pentas seni ini diadakan bertujuan selain untuk menyemarakkan gelar karya tema kewirausahaan, juga berfungsi sebagai panggung ekspresi yaitu anak bebas mengekspresikan bakat seni yang dimilikinya,” kata Doni Prabowo, fasilitator sekaligus seksi acara gelar karya tersebut.

“Gelar karya ini wajib diadakan sebagai puncak kegiatan pembelajaran P5, kemudian produk-produk yang sudah diciptakan oleh anak-anak kelas 7 diapresiasi oleh warga sekolah lainnya, sekaligus sebagai wadah pertama bagi mereka dalam berlatih berwirausaha”, lanjut Doni.

Dengan adanya gelar karya ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anak dalam mengimplementasikan P5 mendapat apresiasi oleh seluruh warga sekolah sehingga anak-anak menjadi bersemangat dan menjadi terbiasa dalam menerapkan sikap bergotong royong, kreatif, dan mandiri yang telah didapat selama proses pembelajaran P5.

 

 

Ditulis oleh:

Indah Riyanti, S.Pd., M,Pd.

Tim Jurnalis SMP 2 Jekulo